Selasa, 29 Maret 2011

KONFERENSI RAKYAT VERSUS GAPKI

konferensi nasional alternatif yg digagasi kelompok rakyat sebagai
tandingan terhadap perayaan GAPKI ( Gabungan Pengusaha Sawit
Indonesia) bertempat di Medan berlangsung cukup menegangkan.

Konferensi rakyat dibuka secara resmi oleh ketua KOMNAS HAM, Ifdal
Kasim,27 Maret 2011, sementara konferensi GAPKI dibuka oleh ketua DPRDSU, Saleh
Bangun, 28 Maret 2011.

Kelompok rakyat menyuarakan untuk menghentikan rencana pemerintah
membuka 20 juta hektar lahan sawit yang diproposalkan oleh GAPKI.
Kelompok rakyat beralasan, lahan yang ada sekarang saja, 8 juta
hektar, telah menghancurkan kawasan hutan, konflik dengan ribuan
kelompok petani, menghancurkan pertanian padi, dan dianggap sebagai
penyumbang terbesar emisi karbon karena pembukaan lahan gambut.

GAPKI mengklaim, bahwa 4,7 juta hektar lahan sawit adalah milik
korporasi, dan terdapat 3,3 juta hektar sebagai lahan perkebunan sawit
milik rakyat atau petani sawit. tetapi dari penelitian kelompok
masyarakat sipil, 3,3 juta hektar yang disebut GAPKI sebagai lahan
rakyat adalah bohong. karena ternyata para pemilik lahan tersebut
adalah perseorangan elit politik, birokrasi, dan militer, dengan luas
lahan antara 50 hektar hingga 300 hektar. Penyebutan yang tepat adalah
kepemilikan korporasi 4,7 juta hektar, dan non korporasi-satelit
korporasi seluas 3,3 juta hektar.

Sementara petani sawit yang tergabung dalam SPKS (Serikat Petani
Kelapa Sawit), memiliki lahan kurang dari 10 HA, atau paling banyak 2
HA. Dari data resmi pemerintah, petani di indonesia memiliki lahan
rata rata dibawah 0,5 HA.

Berbagai upaya dilakukan GAPKI untuk menutup-nutupi aspirasi
masyarakat sipil indonesia. Pihak yang diduga berasal dari GAPKI telah
menurunkan berulangkali spanduk-spanduk rakyat. selain itu, pada saat
konferensi, polisi berusaha membubarkan konferensi rakyat, tetapi
akhirnya gagal karena panitia berhasil menunjukkan legalitas pertemuan
yang dilakukan persis di tempat yang sama, beda ruang konferensi
dengan GAPKI.

Pada hari terakhir konferensi, benturan tidak bisa dihindari ketika
kelompok rakyat melakukan aksi teatrikal, karena dianggap telah
mengganggu acara utama GAPKI, kata sambutan dari wakil menteri
pertanian, Bayu Krisnamurti.

liputan-liputan media dapat disaksikan sangat minim mengenai
konferensi rakyat, khususnya media Televisi, yang pada saat itu juga
berada di tempat kedua konferensi. beberapa media yang memberi
pemberitaan cukup berimbang adalah Harian Medan Bisnis, Detik.Com,
Primaironline, Waspada, dan Kompas. Media lain, sejauh pengamatan
kami, tidak memberikan pemberitaan yang berimbang.

Tidak ada komentar: