MEDAN, KOMPAS.com - Ratusan orang yang tergabung dalam 35 lembaga non pemerintah, Selasa (29/3/2011) menggelar aksi unjuk rasa terhadap berlangsungnya pembukaan konferensi seabad sawit yang diselenggarakan Gabungan Pengusaha Sawit Indonesia di Hotel Tiara, Medan.
Mereka menyerukan penghentian ekspansi sawit dan pencabutan UU Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan. Para demonstran juga mendesak dunia perbankan menghentikan kredit pada korporasi dalam rangka ekspansi sawit. Sejumlah orator mengatakan sawit bukan semata-mata soal uang, namun soal kelangsungan lingkungan.
Salah satu peserta demo, George Junus Aditjondro dalam orasinya mengatakan sawit terbukti mengancam keberlangsungan bumi karena emisi karbon yang ditimbulkannya.
Pembukaan lahan sawit telah merusak hutan dan membuat ancaman emisi karbon semakin nyata. Selain itu pembukaan lahan telah menimbulkan banyak konflik agraria.
Sejumlah aktivis kemudian membakar tiruan bola dunia yang mereka bawa. George mengatakan kalau di sini hanya tiruan bola dunia yang terbakar, tapi sawit membakar dunia.
Sempat terjadi saling dorong antara demontran dan petugas keamanan berpakaian seragam dan berbaju batik, diiringi teriakan peserta konferensi, akibat demonstran berorasi di atas salah satu mobil yang diparkir. Namun secara keseluruhan aksi berlangsung damai.
Para demonstran juga menampilkan aksi teatrikal konspirasi pejabat dengan pengusaha dalam membuka lahan sawit. Para demonstran menuntut Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurti yang membuka acara untuk menemui mereka, namun hingga akhir demonstrasi, tak ada yang menemui para demonstran.
Dalam konferensi pers, Ketua Umum Gapki Joefly Bahroeny mengatakan demonstrasi yang terjadi hanyalah bagian dari kampanye hitam pada sawit dan bagian dari persaingan dagang. "Banyak orang perlu waktu untuk bisa memahami sawit," kata dia.
Joefly mengatakan Eropa sangat keras menenang kebijakan sawit di Indonesia dengan mengatakan sawit Indonesia tak ramah lingkungan, namun pada kenyataannya Eropa tetap menerima CPO dari Indon esia dan menjadi negara tujuan ekspor ke-dua terbesar setelah India. Joefly mengakui mungkin ada pelanggaran di puluhan ribu hektar, namun tidak bisa dipukul rata pada 7,9 juta hektar lahan sawit yang sudah dibuka.
Menurut Joefly Indonesia akan menjadi negara dengan produsen biofluel terbesar di dunia maka tekanannya banyak.
Direktur Eksekutif Gapki Fadil Hasan mengatakan George Aditjondro tak punya pengetahuan sedikitpun soal industri sawit sebab ia sosiolog. "Apa yang dia bilang justru sebaliknya. Sawit mengeluarkan oksigen dan mengurangi pemanasan global. Sebanyak 42 persen areal sawit punya petani kecil. Tolong ini dikatakan pada dirinya," kata Fadil.
Karena demonstrasi itu, Bayu Krisnamurti yang diagendakan menjadi narasumber dalam konferensi pers batal hadir karena telah meninggalkan ruang konferensi.
http://regional.kompas.com/read/2011/03/29/15231450/Pembukaan.Konferensi.Seabad.Sawit.Didemo
Selasa, 29 Maret 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar