MedanBisnis – Aek Kanopan. Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), melakukan konsolidasi hingga ke tingkat desa untuk menghimpun petani kelapa sawit yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura).
Sekjend SPKS Labura, Maruli Sitorus yang hadir dalam acara konsolidasi yang dilaksanakan di Desa Padang Maninjo, Kecamatan Aek Kuo, Selasa (17/5), pertumbuhan perusahaan perkebunan yang terus melakukan ekspansi tidak diiringi dengan peningkatan kesejahteraan petani kelapa sawit.
“Masyarakat petani di sekitar perusahaan perkebunan semakin sengsara, terbukti dengan semakin banyaknya konflik tanah bahkan banyak petani yang tergusur akibat kehadiran perusahaan-perusaahaan perkebunan besar,” kata Maruli.
Selain itu, jelasnya, petani kelapa sawit juga sering kesulitan memperoleh akses pupuk suibsidi bahkan petani kelapa sawit sering menjadi korban dalam penentuan harga TBS (Tandan Buah Segar).
“Kebijakan pemerintah selama ini masih mengedepankan kepentingan pengusaha besar ketimbang kesejahteraan petani kelapa sawit,” jelasnya.
Karena itu, kehadiran SPKS di Labura untuk melakukan pemberdayaan para petani kelapa sawit. Untuk itu, perlu dilakukan konsolidasi dengan pembentukan kelompok-kelompok petani kelapa sawit serta kepengurusan SPKS hingga ke tingkat desa.
Ketua SPKS Kecamatan Kuo, Ngatimin, mengatakan, masalah lain yang dihadapi petani kelapa sawit, seringnya kewalahan dalam meningkatkan kualitas TBS nya karena keterbatasan pengetahuan dalam memilih bibit. Selain itu, petani juga kesulitan melakukan replanting karena keterbatasan modal.
“Dengan hadirnya SPKS di Labura ini, diharapkan dapat menjadi wadah bagi para petani kelapa sawit yang ada di Labura dalam menyelesaikan berbagai masalahnya,” jelas Ngatimin.
(ricardo simanjuntak)
sumber:
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2011/05/18/34701/pertumbuhan_perusahaan_perkebunan_sawit_tidak_diiringi_kesejahteraan_petani/#.TcnIxFsrrO8
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar